Bersuci Setelah Haid
Assalamu'alaykum ... Ketemu lagi nih sobat yang makin hari makin kece aje..
Pada edisi kali
ini aye Cuma mau jawab sebuah Question dari ask.fm/alfatich tentang cara
bersuci bagi wanita yang sudah berhenti dari haid nya. Yang Alhamdulillah sudah
aye jawab dengan singkat di ask.fm itu sendiri. Tapi, akan lebih menariknya
lagi jika di baca dan di ketahui oleh orang yang lebih banyak lagi. Dan lumayan
lah buat nambah-nambah materi di blog kita tercinta ini.
Sobat blog yang
sangat aye cintai dan insyaAlloh juga di cintai oleh Alloh, Tuhan yang Maha
Esa, Tuhan yang menciptakan dunia dan seisinya. Sholawat serta salam kepada
Rosulullah ﷺ jangan sampe lupe yee sobat.. karna
jika kite sholawat kepada beliau maka Alloh pun akan memberikan sholawat kepada
kita.
Mungkin bagi
sebagian orang materi ini tidak terlalu penting tapi bagi sebagian yang lain
mungkin sangat penting apa lagi bagi para pemula (abg) yang baru mengalaminya
dan masih ragu-ragu dan malu-malu bertanya kepada orang tua ataupun kepada yang
lebih tua. Dan pada kebanyakan orang yang malu dengan itu pastilah larinya ke mba
google yang selalu menjawab apa yang kita tanya, memang kaga ada yang larang
apa lagi nyangkolnya disini, terus klik join (makasih). Mudah-mudahan bisa
bermanfaat.
Dalam pandangan
agama Islam, haid merupakan sesuatu yang najis dan akan menjadi penghalang para
wanita dalam melaksanakan ibadah sholat dan puasa. Oleh sebab itu maka setelah
selesai haid seorang wanita harus bersuci dengan cara yang lebih dikenal dengan
sebutan mandi wajib haid.
Hakikatnya mandi
haid disini sama seperti mandi wajib yang lainnya. Dan rukun-rukun yang harus
di lakukan oleh seorang yang akan melukukan mandi wajib ini adalah:
1.
Niat
Niat ini hanya diucapkan di dalam hati dan
tidak perlu diucapkan secara lisan.
2.
Menghilangkan kotoran dan najis pada badan
Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
3.
Meratakan air ke seluruh anggota badan yang
zahir (terlihat) termasuk semua lipatan badan.
Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat.
Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat.
Adapun
cara yang harus dilakukan adalah cara yang pastinya sudah di ajarkan oleh
Rosulullah ﷺ. dan dalam hal ini dilaksanakan
sesuai dengan yang diriwayatkan pada hadits oleh Muslim dari ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haid, maka beliau
bersabda:
"Salah
seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon
bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan
semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia
menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat
sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke
seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak
wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana
aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah" maka ‘Aisyah
berkata kepada Asma’: "Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan
kain/kapas itu)."
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha
bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang
mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:
“Hendaklah dia
mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah
dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?”
Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu
kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan
kain/kapas).”(HR. Muslim: 332)
Syaikh Mushthafa Al-’Adawy
berkata:
“Wajib bagi
wanita untuk memastikan sampainya air ke pangkal rambutnya pada waktu mandinya
dari haidh baik dengan menguraikan jalinan rambut atau tidak.Apabila air tidak dapat
sampai pada pangkal rambut kecuali dengan menguraikan jalinan rambut maka dia
(wanita tersebut) menguraikannya-bukan karena menguraikan jalinan rambut adalah
wajib-tetapi agar air dapat sampai ke pangkal rambutnya, Wallahu
A’lam.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam An-Nisaa’ hal: 121-122 juz: 1
cet: Daar As-Sunah).
Dengan beberapa
hadist tersebut, maka beberapa hal yang wajib dilakukan oleh seorang wanita
apabila telah bersih dari haid adalah membersihkan seluruh anggota badan
minimal dengan menyiramkan air keseluruh badan sampai kepangkal rambut. Adapun
tata cara mandi wajib haid secara ringkas dapat dilakukan sebagai
berikut:
Cara mandi wajib yang paling baik
adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi.
1. Membaca bismillah sambil
berniat untuk membersihkan hadas besar .
2. Membasuh tangan sebanyak 3
kali.
3. Membasuh alat kelamin dari
kotoran dan najis.
4. Mengambil wuduk sebagaimana
biasa kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.
5. Membasuh keseluruhan rambut di
kepala.
6. Membasuh kepala berserta
dengan telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.
7. Meratakan air ke seluruh tubuh
di sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.
8. Meratakan air ke seluruh tubuh
di sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.
9. Menggosok bagian-bagian yang
sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Membasuh kaki.
Mungkin
cukup sekian penjelasan tentang bersuci dari haid nya, Mudah-mudahan bisa
bermanfaat dunia dan akhirat.
Dan kalau ada pertanyaan yang
lain bisa lansung tanya di : ask.fm/alfatich
jangan lupa untuk ninggalin jejak yah gan (coment/join) di apain juga terserah dekh
jangan lupa untuk ninggalin jejak yah gan (coment/join) di apain juga terserah dekh
Wallohu a’lam.
Leave a Comment