SIAPAKAH YANG BERUNTUNG
Assalamu’alaykum sobat blog yang aye cintai.
Saat ini aye
lagi gundah-gulana nih, entah kenapa. Jadi melankolis sok romantis, padahal
jomblo. Kenangan yang dateng kage bilang-bilang, dianter pergi malah
guling-gulingan kage jelas mau apa dia. Namanya juga kenangan di peluk kaga
bisa, di sentuh kaga kena-kena, tapi kalau diresapi dalam hati bisa nangis
darah sampe dada nyesek rambut rontok jerawat batu numpuk tumbuh kaya rumput
liar dihalaman belakang. Yang lebih parah jerawatnya tumbuh di pipi warnanya
yang mengoda siap meletus itu bikin aye makin manis aja kalau senyum.
Sekarang bukan
lagi zamannya maen berantem-beranteman kaya bocah 5 tahunan yang doyannya
nonton ultramen atau baja hitam. Yang aye heranin adalah kenapa selama itu
temen aye kaga ada yang mau jadi penjahatnya, kalau kage ade penjahat gimana
mau jadi pahlawan tanpa jasa yang kita ingat kalau disaat ditanya guru sejarah
atau game duel otak yang lagi ngetren tapi ngebosenin. Sekarang zamannya
merubah pola hidup yang lebih baik, pola hidup yang akan menyelamatkan kita
dari pedihnya siksa.
Usia kita
makin bertambah setiap harinya, waktu kita didunia ini juga berkurang tiap
harinya. Tapi apakah kita sadar bahwa hidup kita bukan sekali, tapi masih ada
kehidupan kita setelah mati (alam barzah) semua yang kita lakukan di dunia ini
hanyalah sebuah cobaan dan ujian yang akan kita pertanggung jawabkan. Apakah
kita siap untuk semua itu?, apakah kita mampu menanggung keburukan yang telah
kita buat?, apalah arti dari sebuah balasan kecuali sama seperti yang telah
kita kerjakan.
Seluruh
pekerjaan, seluruh ucapan dan seluruh yang kita perbuat akan dicatat oleh
malaikat yang Alloh tugaskan dikanan dan kiri kita, mereka mencatat tanta
cacat, merekalah hamba yang teruji ketaatannya. Seperti contoh, kita pasti sangat
menghafal cerita tentang Alloh memerintahkan kepada malaikat untuk sujud kepada
Nabi Adam, pastilah kalian menghafalnya.
Bayangkan
makhluk yang diciptakan oleh Aloh dari cahaya diperintahkan untuk bersujud
kepada seorang makhluk yang di buat oleh Tangan Alloh dari tanah, apakah mereka
enggan menolak perintah yang diperintahkan oleh Tuhan Yang Memiliki Segalanya.
Tidak mereka tunduk dan patuh kepada Alloh untuk bersujud kepada Nabi Adam, ini
hanya sebagian contoh kecil dan masih banyakk hal ketaatan yang harus kita
ketahui.
Kita tidak akan
membahas tentang seberapa taatnya makhluk yang diciptakan dari cahaya itu, tapi
kita akan membahas seberapa bodohnya kita sebagai manusia yang sudah dimuliakan
oleh Alloh untuk mengemban sebuah amanah besar. Amanah yang Alloh telah tawarkan kepada langit, bumi dan
gunung tapi mereka menolak karena besarnya amanah yang diberikan. Seperti yang
telah di Firmankan :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (al-Ahzaab : 72)
Segala puji hanya bagi Alloh Tuhan Yang menguasai Hari Pembalasan,
se zalim dan sebodoh itukah kita?. Saya rasa tidak, karena yang manusia pertama
(Nabi Adam) ambil itu sebuah keputusan yang sangat tepat, keputusan yang
memiliki alasan yang jelas, keputusan yang beliau yakini dapat dilaksanakan
oleh keturunannya. Tapi, apalah daya kita makhluk yang sudah memiliki sifat
dasar zalim dan bodoh ini selalu saja tidak memperdulikan amanah yang sedang
kita emban.
Dalam
tafsir Ibnu Katsir di sebutkan :
Al-‘Aufi meriwayatkan sebuah keterangan
dari ibnu “Abbas, ia berkata, “Yang dimaksud dengan amanah adalah ketaatan
beribadah. Alloh menwarkan amanah kepada para makhluk-Nya sebelum Dia
menawarkannya kepada Nabi Adam. Namun ternyata mereka tidak kuat memikul amanah
tersebut. Alloh berfirman kepada Nabi Adam; “Sungguh, aku telah menawarkan
amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, namun mereka tidak sanggup
memikulnya. Lalu pkh engkau akan mengambil amanah itu berikut segala akibatnya?”
Adam berkta. “Wahi Rabb-ku! Apa yang dimaksuda dengan segala akibatnya ?” Alloh
berfirmn; “Apabila engkau dapat melksanaknnya, engaku akan diberikan balasan
kebaikan, namun apabila engkau tidak mmpu melaksnakannya, niscaya engkau akan
diberikan hukuman,” lalu nabii Adam pun mengambil amanah itu dan memikulnya.
‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan sebuah
keterangan dari Ibnu ‘abbas. Ia berkata, “yang dimaksud dengan amanah adalah
hl-hl yang diwajibkan. Alloh menawarkannya kepada langit, bumi dan gunung. Bila
mereka menunaikan amnah, niscaya Allooh akan memberikan pahala kepada mereka. Namun,
bial mereka menyia-nyiakannya, niscaya Alloh akan menyiksa mereka. Mereka enggan
memikulnya. Penolakan mereka bukan berarti sebuah kemaksiatan, akan tetapi
dalam rangka menghormati perintah Alloh. Mereka merasa khawatir tidak mampu
melaksanakannya. Kemudian Alloh menawarkannya kepada Adam. Lalu Adam pun
menerima amanah itu dengan segala konsekwensinya.
Mujahid, Sa’id bin jubair, Adh-Dhahhak,
al-Hasan al-Bashri dan banyak ulama lain yanga berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan amanah adalah hal-hal yang Alloh fardhukan. Para ulama lain berkata, “yang
dimaksud dengan amanah adalah ketaatan melaksanakan perintah Alloh .” Al-A’masy
meriwayatkan sebuah keterangan dari Dhuh dari Masyruq dari Ubay bin Ka’b. Ia berkata,
“Di antara amanah adalah bahwa perempuan diberi amanah untuk menjaga
kehormatannya.” Sementara Qotadah berkata.” Amanah adalah agama, kewajiban-kewajiban
dan had (sangsi dan hukuman).
Imam Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam.
Ia berkata, “ Amanah ada tiga macam, yakni sholat, puasa dan mandi junub.” Semu
pendapat diatas tidak bertentangan satu dengan yang lain. Semuanya malah
sepakat merujuk kepada satu titik fokus, yaitu; kewajibaan syara’ berikut
segala perintah dan larangan dengan segala syarat dan rukunnya. Bila amanah itu
dikerjakan, maka sang pelaksana amanah akan diberikan pahal. Namun bila manah
ini di tingglakan, maka sang pelaksana amanah ini disiksa, llu manusia menerima
amanah itu, meskipun ia begitu lemah, bodoh dan zalim. Hnya manusia yang di
beri kekuatan dan pertolongan saja yang mampu memegang amanah tersebut.
Diantara hadits yang berkitan dengna amanah
adalah hdits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Hudzaifah, ia berkata. “kami
telah menerim dua hdits dari Rosulullah ﷺ.
Aku sudah menerima salah satu
dari keduanya. Sementara itu untuk hadits yang satu lagi, kami masih menanti.
Rosulullah ﷺ telah menyampaikan sebuah hadits bahwa
amanah ini telah bertahta diakar hati setiap manusia. Kemudian turunlah al-Qur’an.
Mereka mengetahui dan mendapatkan pemahaman (dengan cahaya keimanan) dari
al-Qur’an dan as-Sunnah.
Kemudian beliau menceritkan kepada kami
tentang proses dicabutnya amanah, seraya berkata. “Seseorang tidur lalu amanah
dicabut dari hatinya, sehingga bekasnya bekasnya tampak seperti kulit telapak
tangan yang keras (karena kerja keras). Atau begaikan bara api yang engkau
gelindingkan di atas kakimu. Engkau lihat bekasnya, sementara bara api itu
tidak ada.” Kemudian ia mengambil kerikil (untuk mengumpamakan bara api), lalu
dijajuhkannya ke kakinya. Beliau berkata;
maka manusia dalam mengadakan jual beli hampir-hampir tidak berlaku
amanah. Hingga dikatakan: “Sesungguhnya di bani fulan ada yang masih amanah.”
Hingga dikatakan kepada seseorang. ‘Alangkah kuatny ia, alangkah indahnya dan
alangkah pintarnya, padahal dalam hatinya tidak sebiji dzahrrah un keimanan.
Imam ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Abdullah
bin ‘Amr bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda; “empat perkara yang
bila berada di dalam jiwamu, kamu tidak kn pernah kehilngan dunia; 1)
memelihara amanah, 2) jujur dalam pembicaraan, 3) ber-akhlak baik, 4) terjaga
dari makanan haram.
Aye rasa sudah sangat jelas kenapa manusia
siap untuk menerima amanah itu, yang jadi pertanyaanya adalah apakah kita siap
untuk menerima balasan karena sering mengabaikan amanah itu? Apakah kita sudah
melaksanakan amanah yang Alloh tanamkan dalam hati kita?.
Adapun buah yang akan kita dapat adalah dalam
ayat selanjutnya, Alloh berfirman :
“sehingga Allah mengazab orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan
perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(al-Ahzab : 73)
Segala puji bagi Alloh, alangkah indahnya balasan
yang tidak pernah kita bayangkan ketika kita mengerjakan amanah itu dengan
sebaik-baiknya dan alangkah buruknya ketika kita mengerjakannya dalam
kemaksiatan. Mari kita bersama memperbaiki sikap kita dalam menunaikan amanah
yang luar biasa balasannya.
Melaksanakan perintah dan menjahui larangannya
adalah salah satu kunci dari sebuah kesuksesan mencapai amanah, kuat kan iman
kita dalam perpegang teguh didalam medan jihad islam. Kuatkan ruh dan jiwa kita
untuk menghadapi musuh yang telah diambang pintu. Jagalah sanak saudara kita
dari bahaya SYI’AH.
“SYI’AH BUKAN ISLAM”
Semoga bermanfaat “jangan lupa Jejaknya yah sobat”
Wassalaamu’alaykum
Warohmatulloohi Wabarokaatuh...
ehek*
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete