MENGAJAK ANAK PERGI KE MASJID
Assalaamu’alaykum sobat, sehat selalu yee.
Sudah lama rasanya AnakAbah tidak menyapa sobat karna berbagai alasan
yang mungkin wajarlah bagi sebagian orang. Tapi, kali ini AnakAbah akan
memberikan pengamatan yang insyaAllah luar biasa dan ini sudah menjadi draft
judul di blog ini. karna mungkin tulisan kali ini merupakan sebuat intel yang
biasa saja. okek kita langsung masuk.
Kita tidak bisa pungkiri bahwa pahala solat itu sangatlah luar biasa
apalagi ketika melakukannya secara berjamaah di masjid khususnya pagi kaum pria
yang katanya kalau pulang solat jum’at gantengnya naik 100%. W.O.W
Sobat pasti ingin sekali solatnya di terima, mendapatkan pahala dari
Alloh dan mendapatkan surga yang dijanjikan.
berbicara tentang itu patutlah kita berusa untuk mendapatkannya
walaupun itu sangat sulit. Salah satunya adalah dengan khusu’.
Kita pasti sudah mengetahui pentingnya menghadirkan khusu’ dalam solah
tapi tidak jarang juga kita melupakannya dengan sesuatu hal yang sangat sepele
seperti memikirkan bisnis ketika sujud sampai lupa sudah roka’at berapa kita
sekarang.
Nah, ada juga penyebab hilangnya keinginan khusu’ dalam solat itu
karna anak-anak berisik dalam masjid ketika solat.
Memang kita tidak bisa menyalahkan sifat anak yang senang dengan
bermain hingga lupa bahwa ia berada dalam masjid bukan sedang dalam stadion
Bungkarno. Berlari kesana-sini hingga menyalakan speker masjid dan
mengumandangkan azan bahkan bisa saja ia bernyanti balonku ada lima saat orang
tua selalu mengajarkannya lagu itu.
Terus siapa yang kita salahkan ketika sianak itu melakukan sesuatu
yang di luar nalarnya, ketika sianak menjadi buas dan tidak bisa dikendalikan
dan lebih parahnya adalah menganggu kekhusu’an solat orang lain.
Sobat pasti sudah punya jawabannya.
Pasti, kita sering melihat orang tua yang mengajak anaknya pergi
kemasjid guna mendidik anak untuk menjadi orang yang gemar kemasjid dan menjadi
pemuda yang hatinya terpaut oleh masjid, saya mendukung hal itu. Tapi, ketika
sudah sampai di masjid kita juga melihat bahwa orang tua malah lalai dalam
pengawasan hingga anak menimbulkan kericuhan setelah bertemu kawan-kawannya.
Patutnya, ketika memang orang tua ingin anaknya terpaut oleh masjid. Orang
tua melakukan pengawasan mulai dari berangkat kemasjid hingga pulang. Seperti ketika
mengajarkan anak berdo’a ketika dalam perjalanan menuju masjid, do’a masuk
masjid, adab ketika di masjid, mengajarkan solat qobliyah, hingga ketika solat
dilaksanakan hendaknya si anak berada disamping orang tua guna melakukan
pengawasan dan si anak bisa mencontoh
orang tuanya dan masih banyak lagi pelajaran yang dapat orang tua berikan
kepada anak.
Tidak jarang juga kita jumpai anak yang lepas dari orang tuanya ketika
solat sedang berlangsung kemudian bertemu dengan temannya dan berkelahi atau
hanya sekedar berlarian hingga terdengar suara tangisan “Bapaak . . Bapak . .
Bapak dimana . .?” *(dijonggol).
Pastilah hilang semua konsentrasi orang tua. Fikirannya terfokus dan
berperasangka buruk seperti “wadukhh anak gw nangis, awas aja nanti gw tonjok
tuh yang jorokin anak gw”, padahal anaknya jatoh sendiri. Atau “ah, paling Cuma
jatoh biasa nanti juga diem”, pas diem anaknya udah kehabisan darah kan berabe.
Well, kita semua ingin sekali mempunyai anak yang hatinya terpaut akan
rumah Alloh tapi kita juga tidak dapat menyerahkan semuanya kepadaa anak kita
karna kita lah yang mempunyai kewajiban untuk mendidiknya.
Semoga bermanfaat sobat.
Aku ngerasa banget deh. Banyak suka dukanya. Mulai dari berantem, jatuh, lari-lari, teriak. Lengkap bikin saya maupun jamaah lainnya lainnya terganggu. Tapi semakin bertambahnya usia, semakin anak mengerti. InsyaAllah.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Deletewah, anak perempuan maen di masjid itu mezing banget.
Deletetapi sebisa mungkin kita bisa mendidik anak-anak kita lebih baik lagi pastinya
Hmmm, sepertinya masih sibuk sama blog sebelah ya? Hihi
ReplyDeleteAlkhamdulillah, akhirnya bisa BW kesini lagi XD
Kalau masih usia TK sampai kelas 2 SD mungkin masih wajar lah ya bercanda sama temennya di masjid. Anehnya kalau ada anak usia SD yang notabene udah kelas 5 atau 6 gitu, pas sholat pada haha-hihi sendiri. Haduh, sering bikin konsentrasi ilang itu.
ah bang wisnu bisa aja.
Deletekalau yang sebelah mah, materinya numbuk mulu.
yups, memang banyak banget di daerah saya yang notabenya sudah besar dan menjadi biang kladi bercanda yang mengakibatkan anak bocah juga jadi bercanda.
Nice posting. Rosul menganjurkan para orang tua untuk mengenalkan anak-anaknya agama sejak usia dini, salah satunya dengan mengajak anak untuk sama-sama sholat berjamaah di masjid. Kalo yang namanya berisik atau gak bisa diam, itu memang sifat naluriah anak-anak yang gak bisa dilarang, asal jangan kelewat batas aja. Iya gak pak???
ReplyDeleteBTW ada sedikit typo ya, "Berlari kesana-sini hingga menyalakan speker masjid dan mengumandangkan azab"... Mungkin maksudnya azan kali ya, serem ih, mengumandangkan azab. Dah itu aja.
betul banget bang hendra, kalau sudah kelewatan bahkan sampai nerantem kaya saya dulu pas masih kecil . hua-hua
Deletenice informasi sangat bermanfaat
ReplyDeletehasil sbmptn 2020
www.pengumuman-sbmptn.ltmpt.ac.id
cek hasil sbmptn 2020
nice informasi harus mengajak anak ke masjid sejak umur dini
ReplyDeletedaftar harga hp android murah 2020
hp android murah berkualitas
hp android murah terbaru
daftar harga hp android murah terbaru