SUNNAH YANG TERLUPAKAN
Bismillah,
Assalaamu’alaykum shob!
Saya ucapkan welcome lagi sudah mampir.
Keseharian kita memang sebagai seorang muslim tidak
akan pernah lepas dari pengawasan yang Maha Esa. Segala sesuatu sudah dalam
aturan yang Alloh berikan kepada kita
melalui Nabi Muhammad Rosul Alloh.
Sesuatu yang Rosulullah perbuat tidak lain hanyalan wahyu
dari Alloh, jadi tentunya ketika kita mencontoh apa yang di perbuat oleh beliau
tentulah kita mendapat pahala.
Ketika kita sudah mengetahui betapa pentingnya
mengikuti Rosulullah berupa perkataan, perbuata dan penetapan. Terkadang suka
lupa dan menyepelekan sesuatu yang terlihat mudah.
Makannya kali ini saya mau ringkasan sunnah yang
terkadang kita lupakan, biar saling mengingatkan.
Mengucapkan salam hukumnya sunnah sedangkan menjawabnya
wajib. Tapi, jarang sekali orang-orang disekitar kita itu memberikan salam. Jangankan
salam kepada orang yang tidak dikenal, orang yang sudah kenal kadang kita
enggan untuk mengucapkan.
Terkadang ketika ada yang mengucapkan salam kepada
kita, kita malah merasa aneh bin ajaib. Karena semuanya tidak terbiasa dengan
salam. Coba ketika kita membiasakan maka kita akan terbiasa.
Firman Allah ”apabila kamu sekalian
diberikan penghormatan (salam) maka balaslah penghormatan itu dengan yg lebih
baik atau balas-lah dgn yg serupa”
(QS Adzaariyaat 24-25)
Dari Abu khurairoh ra. Bahwasannya Rasulullah SAW
Bersabda “Orang yg berkendaraan mengucapkan salam kepada org yang
berjalan, orang yg berjalan mengucapkan salam kepada orang yang berjalan, orang yg
berjalan mengucapkan salam kepada yang duduk, dan yang sedikit mengucapkan
salam kepada yang banyak (Riwayat
Bukhori dan Muslim) dalam riwayat
bukhori dikatakan, “yang kecil bersalam kepada yang lebih tua)
Banyak dari kita lalai dengan hal ini, Rosulullah
selalu memulai dengan yang kanan. Seperti memakai sandal, menyisir rambut dan
pekerjaan yang lainnya
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata :
“Dahulu
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam amat menyukai memulai dengan
kanan dalam mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan dalam urusannya
yang penting semuanya” (Muttafaqun ‘alaih).
Adzan yang di kumandangkan 5 kali sehati ini sering
juga kita lupakan, terkadang ada saja orang yang ketika mendengar azan malah
terlihat kesal karena sedang asyik nonton tv atau yang lainnya.
Padahal dengan menjawabnya kita bisa mendapatkan
pahala. sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Umar ibnul Khaththab, Ia berkata:
Rasulullah bersabda:
“Apabila muadzin mengatakan, “Allahu
Akbar Allahu Akbar”, maka salah seorang dari kalian mengatakan, “Allahu Akbar
Allahu Akbar.” Kemudian muadzin mengatakan, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah”,
maka dikatakan, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah.” Muadzin mengatakan setelah
itu, “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”, maka dijawab, “Asyhadu Anna
Muhammadan Rasulullah.” Saat muadzin mengatakan, “Hayya ‘Alash Shalah”, maka
dikatakan, “La Haula wala Quwwata illa billah.” Saat muadzin mengatakan, “Hayya
‘Alal Falah”, maka dikatakan, “La Haula wala Quwwata illa billah.” Kemudian
muadzin berkata, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka si pendengar pun mengatakan,
“Allahu Akbar Allahu Akbar.” Di akhirnya muadzin berkata, “La Ilaaha illallah”,
ia pun mengatakan, “La Ilaaha illallah” Bila yang menjawab adzan ini
mengatakannya dengan keyakinan hatinya niscaya ia pasti masuk surga.” (HR. Muslim no. 848)
Kemudian hendaknya kita membaca do’a setelah mendengar
adzan ban berdo’a karna waktu antara adzan dan iqomah adalah waktu ijabahnya do’a.
Sering kita lupakan hal ini karna untuk kesehatan diri
kita, padahal dari kecil kita sering mengucapkan kalau ada makanan yang jatuh
maka kita akan bilang “belum lima menit”.
Padahal rosulullah telah memberikan kepada kita kalau
ada makanan yang jatuh untuk di ambil dan dibersihkan sebelum dimakan.
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika
makanan salah satu kalian jatuh maka hendaklah diambil dan disingkirkan kotoran
yang melekat padanya, kemudian hendaknya di makan dan jangan dibiarkan untuk
setan” Dalam riwayat yang lain dinyatakan, “sesungguhnya setan bersama kalian dalam
segala keadaan, sampai-sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena
itu jika makanan kalian jatuh ke lantai maka kotorannya hendaknya dibersihkan
kemudian di makan dan jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan
maka hendaknya jari jemari dijilati karena tidak diketahui di bagian manakah
makanan tersebut terdapat berkah.” (HR Muslim no. 2033
dan Ahmad 14218)
Begitu pula adab makan yang banyak ditinggalkan oleh
umat Islam adalah menjilat atau menjilatkan makanan yang ada pada jari jemari
dan piring mereka. Hal ini dikarenakan mereka merasa jijik dengan perbuatan
tersebut atau mereka beranggapan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang
tidak pantas dan tidak sopan lagi bertentangan dengan etika modern yang
digembar-gemborkan. Padahal menjilat atau menjilatkan makanan dan menghabiskan
makanan itu adalah adab dan etika yang sebenar-benarnya dan diridhoi oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala.
Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwasanya Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila
seseorang di antara kalian makan, maka janganlah dia membersihkan tangannya
sehinggalah dia menjilatnya atau menjilatkannya (kepada orang lain)”. [HR al-Bukhariy: 5456, Muslim:
2031, at-Turmudziy: 1801 dan Ahmad: I/ 221]
Mudah-mudahan dengan ini kita tidak pernah melupakan
sunnah yang Rosulullah ajarkan yaa shob!
Tentunya kita juga harus percaya bahwa dengan melakukan
sunnah itu tidak akan pernah merugikan kita bahkan kalau melakukannya kita
mendapatkan pahala dan manfaat yang besar
Leave a Comment